Definition List

Orang boleh pandai setinggi langit, tapi selama ia tidak menulis, ia akan hilang di dalam masyarakat dan dari sejarah. Menulis adalah bekerja untuk keabadian. - Pramoedya Ananta Toer

Saya dan PKN STAN

Tahun 2014 merupakan awal mula perjalanan saya bersama Kementerian Keuangan. Saat saya diterima di salah satu universitas terbaik, Politeknik Keuangan Negara STAN. Ketertarikan saya dengan STAN sudah sejak berada di jenjang sekolah menengah pertama, dari kakak sepupu saya yang juga alumni STAN. Saya mengumpulkan banyak informasi tentang STAN dan yang membuat saya semakin tertarik adalah tidak ada biaya pendidikan yang dikenakan kepada mahasiswa.

Pada saat saya kelas XI SMA, ada seorang guru yang menanyakan hal yang ingin dicapai oleh setiap siswa dan saya menjawab jika saya ingin berkuliah di STAN. Keluarga saya berada dalam kondisi ekonomi yang biasa-biasa saja saat itu. Oleh karena itu, berkuliah di STAN adalah pilihan yang tepat. Tetapi tidak semudah itu karena ada saja orang yang ingin menjatuhkan mental kita termasuk saudara sendiri. Namun saya bersyukur karena keluarga inti dan mayoritas saudara sangat mendukung saya.

Sebelum bisa diterima di kampus ini, saya sudah melewati beberapa tahapan tes seleksi. Mulai dari seleksi administrasi, ujian tertulis, tes kesehatan dan kebugaran, hingga wawancara. Di setiap tes berlaku sistem gugur, yang artinya jika gagal di salah satu tes, maka tidak dapat melanjutkan ke tahapan selanjutnya. Titik kelemahan saya saat itu adalah Tes Bahasa Inggris (TBI) dan tidak pernah lulus nilai mati TBI saat mengikuti try out. Saya juga pernah mengalami kecelakaan saat dalam perjalanan ke lokasi bimbel untuk mencari informasi. Kompetisi yang terjadi terasa begitu menegangkan karena setiap peserta tes akan mengeluarkan kemampuan terbaiknya, tanpa ada jalan lintas atau jalur cepat. Akhirnya ketika pengumuman akhir kelulusan, saya sangat senang karena bisa membuat orangtua saya menangis bahagia.

Uniknya, pengumuman kelulusan ujian tertulis terjadi saat saya menjaga kakek (Ompu) saya yang sedang sakit di rumah sakit. Jadi, dibalik keadaan kurang baik pun masih ada hal-hal baik yang terjadi. Lalu, sehari sebelum saya melaksanakan tes kesehatan dan kebugaran, kaki saya terkilir saat sedang memanjat sebuah dinding untuk menaikkan Bendera Merah Putih karena kebetulan saat itu adalah peringatan Hari Kemerdekaan Indonesia. Seketika itu juga saya dipijat oleh Nenek (Ompu) saya yang sedang berada di rumah. Puji Tuhan, besoknya saya bisa mengikuti tes kesehatan dan kebugaran dengan lancar.

Perjalanan saya dari Medan menuju Bintaro juga menjadi pengalaman pertama saya menaiki pesawat dan pertama kalinya saya bisa melihat langsung Kota Jakarta sebagai ibukota Indonesia. Hal pertama yang membuat saya kaget ketika berada di Jakarta adalah biaya jalan tol yang cukup mahal jika dibandingkan dengan biaya jalan tol di Medan. Selain itu, saya juga sangat kaget dengan jalan tol Jakarta yang mengalami macet. Padahal, jalan tol yang ada di Medan bisa dilalui dengan sangat lancar.

Untungnya, saya memiliki keluarga yang tinggal di Jakarta dan sangat berjasa membantu saya dalam segala hal selama saya berkuliah di PKN STAN. Tanpa mereka pasti saya akan merasa kesulitan melakukan berbagai hal keperluan saya.

Perkuliahan pertama saya dilalui dengan banyak kebingungan. Pertama, saya sangat asing dengan beberapa mata kuliahnya. Misalnya mata kuliah akuntansi dan manajemen. Hal itu dikarenakan saya mengambil jurusan IPA saat SMA. Saat hari pertama memulai mata kuliah akuntansi, dosen saya langsung memberikan semacam kuis. Hal ini cukup membuat saya yang belum memiliki pengetahuan tentang akuntansi menjadi pusing.

Salah satu pengalaman yang paling berkesan bagi saya adalah pada saat ulang tahun saya di tahun 2015. Saya mendapat kejutan dari teman-teman sekelas saya, yang diawali dengan mengerjai saya untuk berangkat kuliah, padahal tidak ada jadwal kuliah. Mereka berhasil membuat saya datang ke kampus dan melihat ruangan yang kosong. Yang jelas mereka membuat saya kesal dan kembali ke kosan. Saat kembali ke kosan inilah ternyata mereka sudah berada di sana dan memberikan saya kejutan. Terima kasih teman-teman (keluarga selama berkuliah di sana).

Selain itu, saya bertemu teman dari berbagai daerah di seluruh Indonesia. Dari Sabang sampai Merauke, dari Miangas sampai Rote. Dari pengalaman tersebut, akhirnya saya bisa mengerti beberapa bahasa daerah, meskipun tidak bisa menggunakannya saat berbicara. Paling banyak yang cukup saya mengerti adalah bahasa Jawa, kecuali bahasa Jawa halus (Kromo). Yang cukup sulit saya pahami adalah bahasa Sunda. Dari situ saya mengalami secara langsung betapa beragamnya Indonesia. Sayangnya, keindahan dan keberagaman ini sering dirusak beberapa oknum.

Semester demi semester berjalan dengan normal hingga saya sampai pada semester tiga. Saat semester tiga, saya menjadi ketua kelas. Sedihnya, saya harus mengalami kehilangan tiga orang teman sekelas saya karena mereka di drop out. Hal tersebut cukup membuat kelas kami kaku dan merasa kehilangan ketika memasuki semester empat. Semoga mereka mendapat suksesnya di tempat lain.

Sebenarnya, sebelum bernama Politeknik Keuangan Negara STAN, kampus saya bernama Sekolah Tinggi Akuntansi Negara. Baru pada tahun 2015, STAN mengalami tranformasi dan berubah nama menjadi PKN STAN.

Akhirnya saya memasuki semester enam. Di semester ini ada salah satu syarat kelulusan yang harus dilakukan dan cukup menguras tenaga, yaitu Karya Tulis Tugas Akhir. Setiap mahasiswa akan mendapatkan dosen penguji dan dosen pembimbing. Uniknya, saya mendapatkan dosen pembimbing yang pernah mengajar saya di semester sebelumnya dan kebetulan di semester enam sedang tidak mengajar di PKN STAN. Jadi, saya dan beberapa teman saya yang dibimbing oleh dosen yang sama, harus pergi ke kantor beliau untuk mendapatkan bimbingan. Kantor dosen pembimbing saya berada di Gadog, Bogor. Setiap kami akan melakukan bimbingan, kami harus menempuh perjalanan selama kurang lebih dua jam menggunakan sepeda motor dan itu kami lakukan sampai beberapa kali. Namun, akhirnya berkat bantuan dosen pembimbing, kami berhasil menyelesaikan karya tulis kami dan memenuhi syarat kelulusan.

Pada bulan Oktober 2017, akhirnya angkatan saya diwisuda dan resmi menjadi alumni PKN STAN. Pastinya, wisuda saya dihadiri oleh kedua orangtua saya, dan lebih luar biasa juga dihadiri oleh kedua Nenek (Ompu) saya. Saya merasa senang, karena bisa membuat kedua orangtua saya menangis bahagia lagi. Meskipun kita tidak akan bisa membalas semua kebaikan orangtua kita, setidaknya kita harus bisa membuat mereka bangga atas kita. Lalu, selanjutnya saya melanjutkan karir di Kementerian Keuangan dan akan terus mengabdi untuk membalas jasa yang telah diberikan negara dan rakyat kepada saya.


The great end of life is not knowledge,
but action.
-Thomas Henry Huxley-


Related Post:
Tempat Favorit Mahasiswa PKN STAN 
Politeknik Keuangan Negara STAN (PKN STAN) 

2 comments:

  1. wah... ceritanya seru ya.... semangat terus ya menjaga kinerja yang baik, jujur dan berintegritas.

    ReplyDelete

1. Mohon cantumkan sumber jika mengutip artikel
2. Share jika bermanfaat
3. Kritik, saran, dan pertanyaan Saudara sangat saya harapkan