Kemerdekaan Indonesia diperoleh dengan penuh
perjuangan, bukan dengan cara yang mudah. Darah dan air mata menghiasi segala
upaya melawan penjajah. Dari Sabang sampai Merauke dan berbagai latar belakang
berjuang hanya untuk mencapai satu tujuan yaitu merdeka. Berjuang bersama-sama
tidak serta merta terealisasi sejak awal masa penjajahan. Awalnya, setiap
daerah maupun kerajaan berjuang sendiri-sendiri dengan rasa egois masing-masing
melawan penjajah yang jelas tidak sebanding dengan mereka. Dengan mudah
penjajah menumpas dan menghentikan upaya-upaya tiap daerah. Akhirnya, mulai
tumbuh kesadaran setiap daerah bahwa kesempatan untuk menang melawan penjajah
akan lebih besar jika mereka bersatu, sama seperti lidi yang akan semakin sulit
dipatahkan jika jumlahnya semakin banyak. Mulai dilancarkan serangan-serangan
secara nasional terhadap penjajah. Pria, wanita, yang tua, dan yang muda
bersama-sama berjuang. Perbedaan suku, agama, ras, maupun golongan tidak bisa
menyurutkan semangat mereka. Mereka tidak pernah saling bertanya agama ketika
akan berperang, Mereka tidak pernah memandang perbedaan kulit ketika akan
berperang. Yang mereka lihat hanyalah satu yaitu Indonesia.
Para pahlawan kita sudah sepakat dan merumuskan
Pancasila sebagai dasar negara. Pancasila sudah harga mati, tidak ada
tawar-menawar. Perumusan Pancasila sebagai dasar negara bukanlah sesuatu yang
dapat diselesaikan dalam satu malam. Banyak masukan dan saran dalam menyusun
dasar negara, mulai dari usul Muhammad Yamin, DR. Soepomo, hingga Ir. Soekarno.
Akhirnya terbentuklah Piagam Jakarta yang menjadi cikal bakal Pancasila. Agar
kemerdekaan juga dirasakan oleh seluruh rakyat Indonesia tanpa tersekat
perbedaan, maka Sila Pertama Piagam Jakarta diubah atas usul A. A. Maramis dan
menjadi dasar negara dengan nama Pancasila.
Pada umumnya, mempertahankan sesuatu lebih sulit
daripada merebut sesuatu. Namun, sedikit berbeda di kasus ini. Untuk merebut kemerdekaan
hingga bisa menyusun dasar negara, para pejuang mengorbankan segala hal, baik
waktu, tenaga, bahkan nyawa. Lalu, mereka mempercayakan kepada generasi
selanjutnya untuk mempertahankan kemerdekaan dan dasar negara tersebut.
Termasuk mempercayakannya kepada kita sebagai generasi masa kini. Apakah kita
akan melaksanakan tugas tersebut? Apakah kita hanya akan diam melihat banyaknya
upaya untuk mengusik Pancasila sebagai dasar negara kita? Siapa lagi yang dapat
diharapkan negara ini kalau bukan kita? Kita para pemuda yang hidup dan
menginjakkan kaki di tanah air ini.
Semboyan kita adalah Bhinneka Tunggal Ika.
Berbeda-beda tetapi tetap satu jua. Semboyan yang menggambarkan luasnya negara
kita, memiliki beribu-ribu pulau, suku, dan bahasa, tetapi tetap satu di bawah
Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Negara lain sudah sibuk menciptakan teknologi-teknologi
masa depan dan berbicara tentang tinggal di planet lain. Begitulah seharusnya yang
kita lakukan, bukan lagi mempertentangkan ideologi dan mempermasalahkan
perbedaan.
Hancurnya negara bukan karena banyaknya orang
jahat, melainkan karena banyaknya orang baik yang diam. Lalu apa yang harus
kita lakukan? Berdemo? Tidak. Sekarang bukan zamannya lagi bertindak dengan
cara berdemo, apalagi sampai anarkis. Cukup dengan menggapai prestasi dan terus
belajar. Lalu, berikan sumbangsih pemikiran untuk kemajuan bangsa, misalnya
berkarya melalui tulisan, karya seni, menjadi relawan, maupun dengan cara-cara
lainnya. Sekarang adalah zamannya kita bangga ketika bisa memberikan sesuatu
untuk negara, bukan bangga ketika kita bisa mengambil sesuatu dari negara.
Saya Indonesia, Saya Pancasila.
Selamat Hari Lahir Pancasila.
#PekanPancasila
Negara Republik Indonesia ini bukan milik suatu golongan,
bukan milik suatu agama,
bukan milik sesuatu suku,
bukan milik sesuatu golongan adat istiadat.
-Soekarno-
Related Post:
Penyebab Sulitnya Memberantas Korupsi
Batu Loncatan Indonesia Sejahtera
Negeriku yang Kucinta (?)
Ingin Sukses? Ingat Filosofi Berikut
Kepedulian Mengingatkan Indahnya Bersyukur
Harapanku Untukmu
Politik Indonesia Era Presiden Jokowi
Indonesia, Rendah Pendidikan Politik
Indonesia Makin Baik
Fakta-Fakta Kekeliruan Kajian Aliansi BEM SI
Kelemahan Masyarakat Indonesia
Indonesia, Surga Koruptor (?)
Kemana Arah Geopolitik Kita?
Mengapa Orang Indonesia Malu Bertanya?
Renungan Hari Kemerdekaan
No comments:
Post a Comment
1. Mohon cantumkan sumber jika mengutip artikel
2. Share jika bermanfaat
3. Kritik, saran, dan pertanyaan Saudara sangat saya harapkan